Minggu, 29 Januari 2012

SIAPKAH INDONESIA MELAKSANAKAN UJIAN NASIONAL?


Tak terasa agenda tahunan departemen pendidikan Republik Indonesia akan segera datang, ujian nasional, hampir sama seperti tahun-tahun sebelumnya, program ini banyak mengundang kontroversi. Ada beberapa pihak yang meragukan output dari ujian nasional ini, namun ada juga yang men-support- program ujian nasional.           
Pada dasarnya ujian nasional merupakan langkah yang baik untuk meningkatkan kualitas intelektual siswa. Namun proses tersebut dapat berjalan jika dibarengi dengan sistem pendidikan berbasis karakter. Kenyataanya, saat ini hampir di setiap sekolah menerapkan pendidikan yang berbasis kompetensi, sehingga membuat persaingan kompetensi sangat diunggulkan, dan apa dampaknya?, akan ditemukan siswa-siswa yang lemah dan yang unggul di berbagai bidang kompetensi. Secara umum hal ini wajar, namun perlu di ingat, jika hanya kompetensi yang diunggulkan dan memojokkan pendidikan karakter akan muncul koruptor-koruptor yang pintar di masa depan.
            Dalam buku Character Building oleh Erie Sudewo memaparkan, bahwa stiap manusia punya potensi, yaitu karakter dan kompetensi. Karakter adalah sifat baik yang telah menjadi kebiasaan atau biasa disebut akhlak dan lawanya tabiat. Kompetensi adalah kemampuan manusia di bidang intelektual, contohnya pelajaran matematika, kimia dan lainnya, dan hal ini menimbulkan kenaikan atau penurunan level intelektual, seperti tingkat strata 1, strata 2, Doktor dan lain-lain. Kompetensi ditentukan oleh dua hal, yaitu kapasitas dan kapabilitas. Kapasitas adalah daya tamping otak seseorang dalam menerima sesuatu dan kapabilitas adalah kemampuan manusia dalam mengolah kapasitas tadi.
            Hubungan antara karakter dan kompetensi haruslah relevan, jika sesorang punya kompetensi namun tidak berkarakter maka akan tercipta koruptor yang pintar. Jika punya karakter namun tidak berkompeten akan menjadi orang baik yang bodoh. Apalgi tidak mempunyai kedua-duanya. Dan pada dasarnya, pendidikan melatih kompeten dan karakter siswa. Jika terjadi kesenjangan antara karakter dan kompeten pada system pendidikan maka dapat dibayangkan, Negara ini akan rusak baik dari segi akhlak juga segi intelektualitas.
            Kembali pada program ujian nasional, pada dasarnya, program ini bagus dilaksanakan untuk menaikkan kompetensi namun perlu dibarengi dengan pendidikan karakter yang bagus.
            Sudah menjadi rahasia umum, setiap program ujian nasional dilaksanakan, akan muncul kecurangan-kecurangan seperti bocornya soal ujian nasional, nyontek missal dan berbagai macam kecurangan lainnya.
            Mengapa hal ini dapat terjadi?, karena buruknya pendidikan karakter di seloklah-sekolah sehingga tak dipungkiri akan keluar output tanpa karakter. Sistem pendidikan berkarakter tidak hanya dilaksanakan oleh lembaga pendidikan namun dilakukan oleh semua elemen masyarakat, termasuk orang tua, lingkungan dan masyarakat.
            Seharusnya pemerintah menerapkan pendidikan berkarakter, dan barulah dapat dilakukan ujian nasional. Karena jika dilakukan seperti itu, maka ujian nasional tidak hanya sebagai penyeleksi kompetensi siswa yang lemah tetapi juga menguji karakter siswa.